Selasa, 21 April 2015

TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER

BERBELANJA KEBUTUHAN KHUSUS UNTUK HARI BESAR

Perayaan hari besar merupakan hari yang ditunggu-tunggu oleh semua orang, terutama oleh penganutnya sendiri. Mayoritas masyarakat yang merayakannya pasti akan mempersiapkan segala sesuatunya dengan sebaik-baiknya. Dimulai dari dirinya sendiri sampai dengan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Seperti contohnya pada hari Lebaran, umat Muslim akan membeli baju baru dan memakan ketupat, kemudian pada hari Imlek orang-orang akan membeli barang-barang bernuansa merah, begitupula pada hari-hari besar lainnya.
Pada Hari Natal, masyarakat Kristen yang merayakannya akan pergi ke Gereja bersama keluarga dan menjalani misa dengan khusyuk. Suasana Natal itu sendiri sebenarnya sudah dapat kita rasakan jauh-jauh hari sebelum tanggal 25 Desember. Hal itu bisa kita lihat dari banyaknya ornamen-ornamen dan pohon-pohon Natal yang sudah terpasang di tempat-tempat umum.


Selama bulan Desember, toko-toko di pusat perbelanjaan mulai menjual pernak-pernik Natal, dimulai dari pohon Natal sampai dengan hiasan-hiasan kecil lainnya. Mayoritas masyarakat Kristen akan mulai menata atau mendekor rumahnya dengan pernak-pernik yang bernuasa Natal, maka mereka akan mulai membeli berbagai kebutuhan Natal untuk memperkuat suasana Natal di rumah.




Perayaan yang berlangsung setiap tahun ini akan memicu pembelian kebutuhan Natal setiap tahunnya. Meskipun sebenernya sebagian besar masyarakat sudah mempunyai koleksi pernak-pernik Natal itu sendiri, tapi dengan adanya beberapa faktor yang mempengaruhi, masyarakat akan tetap membeli produk atau perlengkapan Natal tersebut.

Jika dilihat dari materi mengenai LIFESTYLE, fenomena ini membuktikan bahwa adanya teori needs vs wants, yaitu adanya tingkat keinginian dalam memiliki suatu barang yang lebih besar dibandingkan dengan nilai guna barang itu sendiri. Konsumen membeli produk-produk Natal (hiasan pada pohon) secara berulang meskipun sebenarnya produk tersebut masih bisa digunakan untuk tahun-tahun berikutnya. Contoh : sebuah keluarga yang menggunakan pernak-pernik Natal bernuansa biru pada tahun kemarin, kemudian menggunakan pernak-pernik Natal bernuansa merah untuk tahun berikutnya.



Produk-produk Natal yang dijual di pasaran cocok dan sesuai untuk orang-orang yang berada di kelompok spiritual lifestyle, karena hari Natal merupakan hari yang paling ditunggu-tunggu oleh umat Kristen. Adanya pola kebiasaan masyarakat secara rutin dalam merayakan hari Natal dengan merubah dekorasi rumah, lama kelamaan akan menjadikannya sebagai Lifestyle.

Adanya pembelian produk-produk bernuansa Natal ini juga DIPENGARUHI OLEH BEBERAPA FAKTOR, yaitu faktor budaya, pribadi , sosial dan psikologis. Kebiasaan dari kecil untuk merayakan Natal bersama keluarga akan sangat berpengaruh. Misalnya, ada kebiasaan dari kecil yaitu menghias pohon Natal dan mendekorasi rumah bersama-sama keluarga. Faktor budaya tersebut sangat berpengaruh sehingga mendorong adanya kecenderungan untuk membeli pernak-pernik Natal dan mendekorasi rumah bersama keluarga.



Faktor lainnya yang mempengaruhi pembelian yaitu faktor pribadi. Usia seseorang sangat mempengaruhi adanya pembelian. Karena semakin bertambah dewasa, maka tingkat keinginan dan kebutuhan (needs & wants) pada suatu barang akan semakin meningkat. Kepribadian dan sifat seseorang juga menjadi salah satu faktor yang menentukan pembelian.

Mayoritas orang yang membeli produk-produk atau pernak-pernik Natal secara rutin setiap tahunnya biasanya didominasi oleh ibu rumah tangga ataupun pasangan suami istri yang sudah memiliki keluarga. Jika dibandingkan dengan anak-anak kost-an yang berkemungkinan tidak akan mendekor kamarnya, maka faktor sosial yang mencakup adanya perbedaan kebutuhan menurut keadaan sosial seseorang sangat mempengaruhi penjualan. 

Hari Natal biasa diidentikkan dengan kue-kue, seperti kue tart atau sekedar kue-kue kering. Sebagian orang akan membuat kue tersebut tapi tentu saja sebagian orang lainnya akan membeli kue-kue yang dijual di toko. Sesuai dengan perayaan Natal itu sendiri, kue-kue yang dijual pun akan bernuansa Natal. Dengan adanya penambahan elemen-elemen Natal tentu akan lebih menarik para konsumen, meskipun sebenarnya rasa dan kandungan kue yang dijual mungkin sama dengan kue yang dijual sebelum datangnya perayaan Natal.




Hal tersebut menunjukkan adanya faktor psikologis seseorang yang menentukan pembelian. Faktor biogenik (kondisi fisiologis) yaitu munculnya rasa lapar dan perasaan ingin mencoba hal baru yang mempengaruhi seseorang untuk membeli kue-kue Natal tersebut.

Fenomena ini merupakan salah satu fenomena yang terjadi di Indonesia, dan bahkan terjadi di luar negeri juga. Fenomena ini juga merupakan fenomena yang sepertinya tidak akan hilang karena akan terjadi setiap tahunnya.



CONSUMER CULTURE CONSUMER BEHAVIOUR


Faktor - faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian :
  • budaya
  • sosial
  • pribadi
  • psikologis

FAKTOR BUDAYA : SUBBUDAYA 
Budaya terdiri dari subbudaya yang lebih kecil, yang menyediakan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik bagi anggotanya, yaitu seperti : kebangsaan, agama, kelompok ras dan wilayang geografis.
contoh : kelompok orang yang mempunyai ras China akan merespon benda secara berbeda jika dibandingkan dengan kelompok orang India.


FAKTOR SOSIAL
Keadaan hubungan sosial seseorang. 
  • kebutuhan orang yang sudah menikah akan berbeda dengan orang yang masih lajang
  • kebutuhan orang yang sudah mempunyai anak akan berbeda dengan orang yang belum mempunyai anak
  • kebutuhan orang yang tinggal di rumah bersama keluarga akan berbeda dengan orang yang tinggal sendiri (nge-kost)
  • kebutuhan orang yang bergaul dengan kalangan high-class akan berbeda dengan yang bergaul dengan anak jalanan

 FAKTOR PRIBADI
  • usia dan tahap dalam kehidupan
  • pekerjaan
  • kondisi ekonomi
  • gaya hidup
  • kepribadian dan konsep diri

FAKTOR PSIKOLOGIS
  • motivasi : ada yang mendorong manusia untuk membeli sesuatu. Terbagi menjadi 2 yaitu , BIOGENIK (kondisi fisiologis, misal lapar, haus, tidak nyaman) dan PSIKOLOGIS (pengakuan, penghargaan, keanggotaan dalam suatu kelompok tertentu)
  • persepsi : muncul dalam pembelajaran dan menimbulkan sikap. contoh : orang yang terkena penyakit diabetes akan membeli produk diet coke
 

Sabtu, 11 April 2015

SUBCULTURE DAN COUNTERCULTURE

SUBCULTURE
Merupakan sekelompok orang yang menjadi bagian dari sebuah budaya yang besar, yang memiliki nilai, norma dan lifestyle tersendiri.
Terbentuk karena estetika dan pandangan terhadap konsep hidup, interest dan pengalaman yang sama.

Jenis-jenis subculture terbagi menjadi :
  • terbentuk dengan harmonis dalam masyarakat. contoh : kelompok hobi, arisan, bakti sosial, agama, jenis kelamin, usia, pekerjaan, kelas sosial
  • terbentuk dengan perlawanan. contoh : geng motor, pengamen berkostum punk, begal, kelompok transgender
  • berbentuk organisasional. ada pendaftaran, ritual penerimaan, struktural dan tidak struktural
 SUBCULTURE "HARMONIS" :
  • anak-anak layangan
    sekelompok orang yang dianggap kampungan karena memiliki perilaku yang berbeda, misalnya cara menulisnya unik menggunakan angka
  • lifestyle (activities, interest, opinion)-nya berbeda dengan yang non-alay. walaupun menimbulkan ketidaksukaan, tapi masih terbilang harmonis karena tidak berbahaya
  • orang-orang club motor
    memiliki sikap tertentu terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan motor. contoh : club motor honda beat, club motor vario

 
COUNTERCULTURE
  • sekelompok orang dalam budaya tertentu yang membedakan dirinya dari kelompok dimana mereka berada
  • kelompok budaya yang antimainstream, yang terbentuk untuk melawan budaya yang besar / dominan, dengan alasan kemuakan
  • sulit untuk hidup berdampingan dengan budaya yang besar karena mereka menolak semua nilai-nilai yang ada pada budaya tersebut
  • melawan norma dan nilai yang ada dan tersebar dalam satu kelompok budaya. 
Budaya counterculture ini terjadi karena mereka ingin agar kelompok lainnya berpikir / memiliki keyakinan yang sama dengan mereka.

contoh budaya counterculture :
  • geng motor (organisasional) terbentuk karena ketidakpuasan remaja sehingga melawan aturan atau hukum yang ada di masyarakat
  • LGBT (Lesbian Gay Bisexual Transgender)
    melawan hukum agama
  • Hippies  
    • kelompok yang terbentuk karena menentang peperangan pada tahun 1960-an, mendukung kebebasan dan menolak norma sosial dan agama. kelompok ini membuat barang-barang sendiri untuk digunakan (DIY).
    • selalu menggunakan warna-warna yang ceria dan menggunakan lambang "peace"
  • Punk 
    • muncul pada tahun 1960-an di London dan NYC karena menentang peperangan. mereka menentang kapitalisme dan anti materialisme sehingga mereka membuat barang-barang kebutuhannya sendiri (pencetus DIY)
    • aksesorisnya menggunakan besi besi duri karena diambil dari produk sisa industri
  • Hiphop, Breakers, Graffiti
    Muncul pada tahun 1970an karena menentang adanya perbudakan kaum afro-amerika berdasarkan warna kulit
  • Anime , manga, cosplay
 
  • Hipster 
    kelompok antimainstream yang menggabungkan beberapa budaya menjadi satu tanpa tahu makna dibaliknya, sehingga dianggap fake

PERILAKU KONSUMEN , CULTURE DAN SUBCULTURE
Budaya terdiri dari : norma, ritual, adat, kepercayaan, dan aturan. 
  • norma : hukum standar atau acuan tentang apa yang normal dan tidak normal. hukumnya tidak tertulis dan jika melanggar hanya akan dicap tidak baik. 
    contoh : makan dengan tangan kanan, menghormati yang lebih tua, berkata maaf jika salah
  • aturan : hukum formal yang menjadi acuan yang boleh dan tidak. hukum ada secara tertulis, jika dipatuhi maka akan ada hukumannya.
  • kepercayaan : berkaitan dengan apa yang benar dan salah, dinilai secara mental dan diarahkan pada diri sendiri
  • adat : perilaku yang diterima secara luas dan telah dilakukan secara terus menerus dalam waktu yang lama
  • ritual : upacara / rangkaian aksi yang dilakukan berdasarkan aturan yang terbentuk
Dari semua itu, akan membentuk :
  • pola pikir masyarakat
  • perilaku tertentu dalam masyarakat
  • cara masyarakat memprioritas
  • membentuk cara manusia menilai sesuatu
  • membentuk cara pengklasifikasian banyak hal dalam masyarakat
  • membentuk nilai-nilai diri, motivasi diri, dan aktivitas kebiasaan diri